Pengembangan kurikulum merujuk pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 Tahun 2020 tentang Kampus Merdeka - Merdeka Belajar.

Kampus Merdeka adalah konsep pembelajaran mandiri di pendidikan tinggi yang diperkenalkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim. Aspek penting dari konsep ini adalah memberikan otonomi dan kebebasan kepada lembaga pendidikan serta memberikan fleksibilitas kepada mahasiswa untuk memilih bidang yang mereka minati.

Melalui Merdeka Belajar - Kampus Merdeka, mahasiswa memiliki kesempatan untuk belajar di luar program studi mereka selama 1 (satu) semester atau setara dengan 20 (dua puluh) SKS di universitas yang sama; dan hingga 2 (dua) semester atau setara dengan 40 (empat puluh) SKS di program studi yang berbeda di universitas yang berbeda, di program studi yang berbeda di universitas yang berbeda, dan/atau di luar universitas.

Mahasiswa masa kini dipersiapkan untuk menjadi pembelajar yang gesit. Kebijakan Merdeka Belajar ini mengatur bahwa pemenuhan durasi studi dan beban SKS untuk mahasiswa sarjana atau sarjana terapan dapat tercapai dengan cara:

1. Menyelesaikan seluruh proses pembelajaran di dalam program studi di perguruan tinggi berdasarkan durasi studi dan beban SKS; dan
2. Menyelesaikan sebagian proses pembelajaran di dalam program studi dan memenuhi sisa durasi studi serta beban SKS melalui pengalaman pembelajaran di luar program studi.